Sunday, December 30, 2012

Jangan lupa! Islam Itu Rahmatan Lil Alamin


         Islam itu adalah agama yang sangat indah dan penuh dengan kasih sayang, "Rahmatan Lil'Alamin" alias rahmat bagi seluruh mahluk, bukan hanya untuk manusia, tapi juga bagi hewan, tumbuhan (alam), bukan hanya untuk manusia mukmin, tapi semua manusia, walau tidak muslim sekalipun, itulah esensi dari Islam, agama yang seyogyanya menebarkan rahmat yang merata kepada bumi dan isinya semua dan bukan terpaku pada suatu kaum saja.
         Esensi diatas amatlah harmonis dengan sifat yang paling dominan dari Allah SWT, yaitu Ar-Rahman dan Ar-Rahim. Sifat-Nya tersebut sering kita artikan sebagai Maha Pengasih dan Maha Penyayang, namun kita hanya tau sebatas arti bahasa dan belum memahaminya, sesungguhnya amat indah makna dibalik Ar-Rahman yaitu "Pelimpah kasih sempurna di dunia bagi semua mahluk", termasuk binatang dan manusia durhaka sekalipun, buktinya walaupun seorang durhaka (misalkan kafir, fasik,dll) tetaplah ia diberi Rahmat melalui limpahan kesehatan, rizki dan dapat hidup "menumpang" di bumi Allah ini, sama juga dengan kita yang muslim. Sedangkan Ar-Rahim maknanya adalah "Pelimpah kasih di akhirat bagi yang taat". Sesungguhnya sifat-sifat Allah demikianlah indahnya. Dialah Rabb/Tuhan Pencipta dan juga Pemelihara, Dia lah al-Akram, Tuhan Yang Maha Pemurah dengan pemberian-Nya, Mahaluas dengan anugerah-Nya, Dia yang bila berjanji, menepati janji-Nya, bila memberi, melampaui batas harapan pengharap-Nya, Dia yang tidak mengabaikan siapa pun yang berlindung kepada-Nya, Dia yang bergembira dengan diterimanya anugerah-Nya, serta memberi sambil memuji yang diberi-Nya, Dia bahkan memberi siapa yang mendurhakai-Nya. Allah juga al-Ghofur Maha Pemaaf, ia menangguhkan siksa untuk memberi kesempatan kepada pendurhaka melakukan intropeksi, seperti yang diberikan kepada kaum bani israil pada zaman nabi musa dulu, dan banyak sekali kaum sesudahnya. Allah juga as-Salam (Mahadamai) dan al-Mukmin (Yang Maha Pemberi Rasa Aman), dalam QS. al-Hasyr [59]: 23 Allah menyandingkan dua sifat-Nya tersebut dan kedua sifat tersebut juga ditegaskan dalam QS Yunus [10]: 25 yang artinya "Allah mengajak seluruh mahluk kepada kedamaian dan keamanan".
Ada juga sebuah ayat yang menceritakan tentang do'a Nabi Ibrahim as yaitu dalam QS. al-Baqarah [2]: 126 yang artinya :
Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berdoa: "Tuhanku, jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa dan berikanlah rezeki dari buah-buahan kepada penduduknya yang beriman diantara mereka kepada Allah dan Hari Kemudian." Allah berfirman: "Dan kepada orang yang kafir pun Aku beri kesenangan sementara, kemudian Aku paksa ia menjalani siksa neraka dan itulah seburuk-buruk tempat kembali".
Nabi agung itu dalam permohonannya membatasi permintaannya menyangkut  rizki (kesejahteraan, keamanan) hanya untuk orang-orang beriman, tetapi oleh Allah pembatasan tersebut ditampik-Nya sambil menegaskan - sebagaimana terbaca diatas- bahwa yang kafir pun akan dianugerahi-Nya kesenangan di dunia, walaupun di akhirat nanti Allah akan memaksanya merasakan pedihnya neraka. Ini berarti Allah menghendaki dan memerintahkan agar Kesejahteraan, keamanan harus dapat menyentuh semua anggota masyarakat yang beriman maupun yang kafir. Subhanallah, indahnya sifat-sifat Allah SWT, seandainya kita meneladani satu saja dari sifat-sifat-Nya diatas, niscaya kita pasti dapat menciptakan hidup dunia yang lebih baik.

        Setelah mengupas indahnya islam dari sifat-sifat Allah melalui beberapa ayat Al-Qur'an diatas, sekarang kita lihat betapa indahnya ajaran Islam, dilihat dari akhlak Rasul tauladan umat islam Nabi Muhammad SAW yang sangat terkenal dengan budi pekertinya yang sangat lembut, jujur, sabar, penyayang. Rasulullah SAW bahkan berlaku lembut kepada orang kafir yang selalu mencelanya. Dalam sebuah kisah diceritakan bagaimana Rasulullah selalu diludahi oleh seorang kafir ,Rasululah tidak pernah marah apalagi membalas. Malah ketika suatu hari Rasulullah lewat rumah orang kafir tersebut dan tidak lagi diludahi, beliau bertanya apa yang terjadi dengan orang yang biasa meludahinya, Rasulullah diberi tau kalau si peludah sedang sakit, maka Rasulullah tengok dan santuni si peludah yang sedang sakit tersebut. Orang itu terharu dan hatinya tergetar oleh akhlaq Rasulullah, dan ia pun mengucapkan syahadat di hadapan beliau. Satu cerita lagi yang juga tak kalah mengagumkan : Seorang pengemis Yahudi buta nan renta tak bergigi sering dibantu Rasulullah melembutkan makanan. Beliau juga menyuapinya. Saat disuapi, pengemis buta itu sering mencaci dan menggunjing Rasulullah. Ia membenci Rasul. Kakek itu tidak tahu bahwa orang yang ada di hadapannya dan membantunya makan adalah orang yang selalu dicacinya. Apakah Rasul marah dan mengatakan bahwa ia adalah orang yang dicaci pengemis itu? Tidak. Bahkan hingga wafatnya manusia yang mulia ini. Setelah sekian lama tak ada yang membantu melembutkan makanan dan menyuapi, barulah kakek itu merasa kehlangan sang penolong. Ia bertanya-tanya kemana gerangan si penolong. Saat Abu Bakar  membantu menyuapi pengemis tua itu, barulah Abu Bakar bercerita, “Kakek, tahukah engkau siapa orang yang selalu membantu melembutkan roti dan menyuapimu selama ini? Dia adalah orang yang sering Engkau caci. Dia adalah Muhammad Rasulullah”. Seketika sang pengemis pingsan. Saat siuman ia ucapkan syahadat dan meninggal dunia. Para sahabat juga sangatlah menjunjung tinggi sifat mulia, seperti cerita sayyidina Ali k.w dalam sebuah peperangan, ia diludahi orang kafir yang pedangnya terlepas akibat hantaman pedang Ali. Muka Ali penuh dengan ludah. Karena emosi, beliau segera mengayunkan pedangnya. Belum sampai Ali menebas orang kafir itu, beliau menahan laju pedang kesayangannya. “Kenapa kau tak jadi menebasku, wahai Ali?”. Ali menjawab, “Aku berperang karena Allah, bukan karena kemarahanku. Aku tak bisa menebasmu hanya gara-gara kemarahanku kepadamu yang meludahiku.”
         
            Semua paparan diatas mengajarkan kita betapa indahnya agama Allah SWT, Islam, kita diajarkan untuk mengubah dunia dengan akhlak, kita diajarkan untuk saling mengasihi, memberikan rasa aman kepada seluruh umat. Siapa yang mengerti esensi Islam, mengenal Allah dan meneladani sifat-Nya yang mulia, mengikuti jejak dan sunnah Rasul dan meneladani para sahabat Rasulullah, sesungguhnya akan menjadi orang yang sangat beruntung. 

         Saya berandai, bahwa sekiranya seluruh umat manusia yang mengaku beragama Islam mengerti esensi dari Islam, maka niscaya betapa indahnya ukhuwah islamiyah yang akan terjalin, tidak ada lagi pengotakan-pengotakan antar saudara sesama muslim yang terjadi, tidak ada yang berani berucap bahwa hanya dia yang benar dan yang lain sesat, karena kita sadar hanya Allah lah yang memiliki hak prerogatif menentukan mana yang lurus dan mana yang sesat. Niscaya, kita akan sangat mengasihi sesama manusia, tidak tebang pilih, walaupun misalnya berbeda keyakinan, selama kita tetap menjunjung akidah kita, dengan demikian, mungkin saja banyak ummat yang akan melihat dan merasakan keindahan ajaran islam melalui akhlak umatnya, sehingga tergerak hatinya untuk memeluk Islam, seperti si peludah yang dijenguk oleh Rasulullah SAW.

       Namun saya tidak mau hanya berandai, lebih penting bagi kita untuk berusaha dan ber do'a agar kiranya bisa memulai dari diri kita sendiri untuk ber akhlak islami, meneladani sifat Allah as-Salam, yaitu paling tidak, bila tidak dapat memberi manfaat kepada selainnya, maka jangan sampai dia mencelakakannya; kalau dia tidak dapat memasukkan rasa gembira ke dalam hatinya, maka paling tidak jangan dia meresahkannya; kalau dia tidak dapat memuji selainnya, maka paling tidak dia jangan mencelanya. demikian indah ajaram Islam ini.

Wa Allah A'lam