Wednesday, January 15, 2014

Do'a-Doa dalam Al-Qur'an

Do'a Mohon Keselamatan

 
Artinya: "Ya Tuhan, janganlah Engkau jadikan kami sasaran fitnah bagi kaum yang zhalim, dan selamatkanlah kami dengan curahan rahmat-Mu dari tipu daya orang- orang yang kafir." (Qs. Yunus: 85-86).

Do'a Mohon Perlindungan


Artinya: "Ya Tuhanku, sungguh aku berlindung kepada-Mu dari memohon sesuatu yang aku tidak mengetahui hakikatnya. Dan sekiranya Engkau tidak memberi ampunan serta tidak menaruh belas kasihan kepadaku, niscaya aku akan termasuk golongan orang-orang yang merugi." (QS.Hud : 47)

Do'a Keluarga Maslahah


Artinya: "Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami perkenankanlah doaku. Ya Tuhan kami berikanlah ampunan kepadaku dan kepada kedua ibu bapakku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)." (QS. Ibrahim: 41-42).

Do'a Mohon Tempat yang Baik


Artinya: "Ya Tuhanku, masukkanlah aku secara masuk yang benar, dan keluarkanlah pula aku secara keluar yang benar. Dan berikanlah kepadaku dari sisi-Mu kekuasaan (pemimpin) yang menolong." (Al-Isra': 80).

Do'a Mohon diberi Kemudahan


Artinya: "Ya Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami ini." (QS. Al-Kahfi: 10).

Do'a Kelapangan hati


Artinya: "Ya Tuhan, lapangkanlah dadaku, mudahkanlah segala urusanku, dan lepaskanlah kekakuan lidahku, agar mereka mengerti perkataanku." (QS. Thaha: 27)

Do'a Mohon Jodoh dan Keturunan yang Baik



Artinya: "Ya Tuhanku, janganlah Engkau membiarkan aku hidupku seorang diri, dan Engkaulah pewaris yang paling baik." (QS. Al-Anbiyai': 89).



Artinya: "Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali 'Imron: 38).

Do'a Mohon Terlepas dari Musibah


Artinya: "Ya Tuhanku, aku berlindung kepada-Mu dari bisikan-bisikan setan. Dan aku berlindung pula kepada-Mu, ya Tuhan kami dari kedatangan mereka kepadaku." (OS. Al-Mukminun: 97-98).

Do'a Mohon Kemuliaan



Artinya: "Ya Tuhan kami, jauhkanlah adzab Jahanam dari kami, Sungguh 'adzab itu adalah kebinasaan yang kekal." (QS. Al-Furqon: 65).



Artinya: "Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqon: 74).



Jujur Terhadap Kekurangan Sendiri

Sudah lama sekali saya tidak menulis blog ini..., saya sempat 'gemes' dengan diri sendiri, kok rasanya berat diri ini untuk nulis.....,  tapi dasar (saya ini) manusia yang penuh kekurangan, alih-alih bermuhasabah, karena sudah terlalu tersibukkan masalah duniawi, saya malah ber-paling dari masalah dengan menghibur diri sendiri dan menciptakan alasan klise "ke absenan" saya (sekali lagi hanya untuk menghibur diri sendiri yang sedang merasa bersalah) bahwa kemarin-kemarin saya sibuk sebagai Ibu, ngurus rumah tangga dan anak, ngajarin anak ketika mau ujian EHB, sibuk ini, sibuk itu saya lebai-lebai kan,,,. Saya sebut klise karena saya melakukan pelarian dengan menyalahkan kondisi dan kesibukan, padahal ketika saya kemarin rajin menulis dan berbagi, saya juga seorang Ibu.... saya juga kan mengurus anak dan RT waktu itu.
Namun hari ini, setelah mendengar kajian dari AA Gym " Taffakkur Melalui Insan Bertauhid" melalui website da'wah http://www.salingsapa.com, saya sadar sayalah sendiri yang salah, terlalu menyibukkan diri dengan urusan duniawi dan bahkan tergoda hawa nafsu duniawi, seperti jalan-jalan ke mall, arisan, bahkan nonton film seri korea terbaru, ...., Astaghfirullah !
Rupanya saya telah melupakan contoh-contoh yang diberikan oleh para nabi utusan Allah, bahwa janganlah menyalahkan orang lain atau kondisi atas suatu keburukan yang terjadi pada kita. Dalam Al-Qur'an banyak diceritakan kisah para nabi yang selalu bertaubat, menyatakan dirinyalah penanggung jawab dari semua keburukan yang terjadi dalam hidupnya, dan ber do'a kepada Allah untuk diberi pertolongan, dengan kata lain para Nabi mengajarkan kita bertaubat.                         

Bukankah Nabi Adam AS. tidak menyalahkan iblis ketika ia terusir dari surga? Nabi adam menyadari bahwa Ia tergelincir dari surga karena dirinya tidak qana'ah, banyak keinginan, sehingga tergoda rayuan iblis dan melanggar perintah Allah, namun Nabi Adam kembali mulia karena ia bertaubat,  beliau ber do'a :

رَبَّنَا    ظَلَمْنَآ    أَنفُسَنَا    وَإِن    لَّمْ    تَغْفِرْ    لَنَا    وَتَرْحَمْنَا    لَنَكُونَنَّ    مِنَ    الْخٰسِرِينَ    
 Artinya: "  "Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi." [Q.S. Al-A'Raf (7) : 23]

Bukankah Nabi Yunus AS. tidak menyalahkan umatnya ketika ia terkatung-katung di laut malam dan tertelan ikan paus? Nabi Yunus menyadari bahwa ia diberi cobaan oleh Allah (diberi kesulitan) karena ia tidak sabar dalam mengajarkan agama kepada umatnya, Nabi Yunus pun ber do'a : 

وَذَا    النُّونِ    إِذ    ذَّهَبَ    مُغٰضِبًا    فَظَنَّ    أَن    لَّن    نَّقْدِرَ    عَلَيْهِ    فَنَادَىٰ    فِى    الظُّلُمٰتِ    أَن    لَّآ    إِلٰهَ    إِلَّآ    أَنتَ    سُبْحٰنَكَ    إِنِّى    كُنتُ    مِنَ    الظّٰلِمِينَ  
Artinya : Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak ada Tuhan selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim".  [Q.S. Al-Anbiyaa (21) : 87]

Sayapun bermuhasabah sedikit...., kenapa kemarin2 tidak menulis apapun di blog saya ini? adakah hal bermanfaat lain yang saya jalankan sebagai pengisi waktu saya, terutama pagi hari setelah anak-anak ke sekolah? ternyata tidak ada, yang saya lakukan hanyalah hal-hal tidak penting yang tidak bermanfaat, Astaghfirullah! Kemarin-kemarin, hati saya tidak dekat dengan Allah, tidak rindu, bagaimana bisa menulis kata-kata kalau tidak ada kerinduan? bukankah pengarang lagu bisa menulis lirik romantis apabila ia sedang jatuh cinta? 
Saya sadar setelah mendengar pertanyaan AA Gym, "Siapakah yang berkuasa atas hati kita?" Allah lah jawabannya, Dia lah sang Dzat yang membolak-balikkan hati, janganlah merasa bahwa sekali kita beriman, kita akan terus beriman dan menjauhi larangannya. Bukankah Iblis dulu juga beriman? Iblis dulu juga tinggal di sisi Allah, mereka tunduk kepada Allah dan tau benar bahwa Allah adalah Sang Pencipta, namun karena kesombongannya, tidak mau iblis menghormati adam, akhirnya iblispun melanggar perintah Allah dan diusir dari surga dan masuk kedalam neraka. Tapi apa yang bisa membedakan kita dengan iblis? Taubat lah jawaban kuncinya, mengakui kesalahan-kesalahan kita dan meminta ampun kepada Allah dan memohon pertolongan Nya. 
Kenapa sampai Allah membalikkan hati kita?  dari yang rindu jadi jemu? dari yang rajin beribadah jadi malas? kenapa Allah memberikan cobaan (keburukan) kepada kita?  Bermuhasabahlah, tanya diri kita masing-masing apa sebabnya (dr diri kita sendiri), kita pun harus ingat selalu bahwa tidak ada keburukan yang datang kepada kita kecuali diundang oleh keburukan kita sendiri. Contohnya saja Anak yang nakal dan tidak sholeh, jangan salahkan anaknya, tanyalah diri sendiri, sudahkan kita menjadi orang tua yang sholeh? sudahkah kita beri contoh akhlak karimah kepada anak kita? jangan menuntut dan mengajar, sebelum kita bisa melaksanakannya sendiri. Rasulullah dalam mengajarkan agama Islam, bukan dengan kata-kata, namun beliau mencontohkannya, beliau melaksanakannya, menjalankannya, baru beliau akan meminta umat nya untuk mengikutinya. Maka dari itu saya menulis ini sekaligus bermuhasabah, saya baru belajar, masih jauuuuuuhhhhhhh dr kebaikan, namun saya juga merasa, kalau proses belajar saya ini saya bagi kepada orang lain, mungkin lebih bermanfaat, siapa tau saja, dengan begini Allah membalikkan hati saya dan hati pembaca saya (insyaAllah) jadi rindu kepada Nya, sehingga dapat lebih Khusyu dalam beribadah. 

Satu yang perlu digaris bawahi adalah kita harus sadar bahwa apapun yang baik dari diri kita, Allah lah yang memberikannya kepada kita, misalkan saja kita pandai..., bukankah Allah yang membukakan ta'bir pemahaman kita sehingga kita pandai? bukankah mudah saja Allah menggmbil kembali kepintaran kita dengan misalnya membuat kita lupa segala sesuatu? jadi janganlah kita berpuas diri, audzubillah, sadarlah bahwa segala sesuatu dalam diri kita ini berada dalam genggaman jari-jemari Allah, jadi kita harus SELALU MEMOHON KEPADANYA,Mohonlah pengampunan dari Nya, Mohonlah pencerahan dari Nya, Mohonlah hidayah dari Nya, Mohonla agar Ia dapat menjaga hati kita ini, menjaga hati keluarga kita, keturunan kita. Mohonlah seperti yang Nabi Ibrahim mohonkan kepada Allah : 

رَبِّ    اجْعَلْنِى    مُقِيمَ    الصَّلَوٰةِ    وَمِن    ذُرِّيَّتِى    ۚ    رَبَّنَا    وَتَقَبَّلْ    دُعَآءِ 

رَبَّنَا    اغْفِرْ    لِى    وَلِوٰلِدَىَّ    وَلِلْمُؤْمِنِينَ    يَوْمَ    يَقُومُ    الْحِسَابُ
Artinya : Ya Tuhanku, jadikanlah aku dan anak cucuku orang-orang yang tetap mendirikan shalat, ya Tuhan kami, perkenankanlah doaku.  Ya Tuhan kami, beri ampunlah aku dan kedua ibu bapaku dan sekalian orang-orang mukmin pada hari terjadinya hisab (hari kiamat)". [Q.S. Ibrahim (14) :40-41]

Bukankah Nabi Muhammad SAW yang menjadi tauladan kita pun selalu ber do'a kepada Allah:
"يَامُقَلِّبَ الْقُلُوْبِ ثَبِّتْ قَلْبِيْ عَلى دِيْنِكَ "
Artinya : "Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hatiku atas agama-Mu" (HR Imam Ahmad, Imam Tirmidzi dan lainnya)
Padahal Rasulullah kekasih Allah adalah pemilik akhlak-akhlak mulia, hatinya bersih, namun Rasulullah selalu merendahkan dirinya dihadapan Sang Maha Tinggi. 

Itulah yang diajarkan para NabiAllah, bahwa untuk menuju ketauhid an, pertama kita harus memperbaiki diri kita sendiri, memohon ampun kepada Allah yang Maha Menyaksikan semua perbuatan kita, Yang Maha Mendengar sampai kepada bisikan hati kita, Yang Maha Mengetahui niat dari setiap amalan kita.  Untuk menuju ketauhid an, kitahatus terus meminta kepadanya, karena Dia lah Yang Maha Mendengar do'a hamba Nya, Dia lah yang Maha Memberi, Dialah sang MAHA AGUNG. 

 
رَبَّنَا    لَا    تُزِغْ    قُلُوبَنَا    بَعْدَ    إِذْ    هَدَيْتَنَا    وَهَبْ    لَنَا    مِن    لَّدُنكَ    رَحْمَةً    ۚ    إِنَّكَ    أَنتَ    الْوَهَّابُ
Artinya :   "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, dan karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi Engkau; karena sesungguhnya Engkau-lah Maha Pemberi (karunia)".[Q.S. Ali Imran (3): 8]

WAllahu A'lam