Sunday, January 25, 2015

Surat untuk Presiden Negeri Tercinta by K.H.Arifin Ilham on Twitter

Surat untuk presiden negeri kami tercinta Indonesia
Assalaamu alaikum wa rahmatullaahi wa barkaatuhu. Semoga salam rahmat dan berkah Allah selalu menyertai ayahanda Jokowi tercinta...aamiin. SubhanAllah ayahanda terpilih dan mengemban amanah Allah sebagai presiden negeri tercinta ini. Sungguh jabatan yg ayah emban hakekatnya amanah Allah yg ayah akan pertanggungjawabkan di akhirat kelak. Ingat ayah, ayah adalah hamba Allah, seorang Muslim yang punya tugas utama mengabdikan kepada Allah sebagai "Kholifah fil ardhi" ( QS Adz Dzariyat 56). Sadarilah ayahanda, kita semua tidak lama hidup di dunia ini, jabatan yg ayah emban juga tidak lama. Sungguh kita akan hidup selama lamanya di akhirat. Dunia ini memang sebentar tetapi menentukan keadaan kita selama lamanya, memang sebentar tetapi resikonya terlalu besar. Ayahanda, jangan sia siakan kesempatan hidup ini, ingat segala keputusan ayahanda berimplikasi pada kedudukan ayahanda di akhirat kelak. Bacalah Kalam Allah surah An Nisa ayat 85, "Barang siapa memutuskan keputusan yg benar lalu banyak yg mengikutnya maka sebanyak itulah pahala yg ia peroleh, dan barang siapa memutuskan yg buruk lalu banyak yg mengikutnya maka sebanyak itulah dosa yg ia pikul...". Sungguh jika ayahanda jujur amanah maka ayah meraih kedudukan mulia lebih mulia dari para syuhada dan satu derazat dibawah kedudukan para nabi (QS An Nisa 69), dan di akhirat kelak menjadi hamba utama yg meraih perlindungan Allah, “Imam yg ‘adil akan dinaungi oleh Allah (pada hari kiamat) di bawah naungan-Nya” (HR Bukhoii Muslim) tetapi kalau ayah hianat, berdusta. Mohon ayah baca dg hati yg dalam peringatan Rasulullah ini, ”Pemimpin mana saja yg menipu rakyatnya, maka tempatnya di neraka” (HR Ahmad), ”Barangsiapa yg diangkat oleh Allah untuk memimpin rakyatnya, kemudian ia tidak mencurahkan kesetiaannya, maka Allah haramkan baginya surga” (HR Bukhari Muslim]. Dalam lafadh yg lain disebutkan : ”Ia mati dimana ketika matinya itu ia dalam keadaan menipu rakyatnya, maka Allah haramkan baginya surga”, “Barangsiapa yg melakukan perbuatan jahat atau melindungi pelaku kejahatan, maka baginya laknat dari Allah, para malaikat, dan seluruh manusia. Tidak diterima darinya amal wajib maupun amal sunnah (yg ia kerjakan)” (HR Bokhori Muslim). Ayahanda sekarang presiden negeri ini, mayaoritas penduduk negeri menunggu bukti janji ayahanda. Kini ayahanda bukan petugas partai lagi, bukan pelaksana koalisi, bukan pembela kepentingan kelompok siapapun bukan pembawa pesan siapapun. Ayah presiden, ayah harus punya kemandirian sikap,tegas, berani, jujur, jangan takut kepada siapapun. Takutlah hanya kepada Allah yg masih mengizinkan ayahanda bernafas. Mayaoritas penduduk negeri ini susah, sogok menyogok dan korupsi membudaya, ma'siyat dimana mana, inilah tugas utama ayahanda, ayahanada harus kuat dg dukungan aparat yang kuat juga, menteri yg jujur, tentara yg kuat, polisi yg bersih, KPK yg berani. Ayahanda waktu terus berjalan, tumpukan kekecwaan, marah dan susah sudah bercampur yg bisa tumpah. Segeralah ayah bersikap sebagai presiden negeri yg takut kepada Allah, berani, jujur, amanah dan mandiri memutuskan untuk kepentingan kemamkmuran kesejahteraan rakyat ini. "Takutlah ayah kepada Allah dan Hari PembalasNya, ajaklah kami rakyat bangsa ini takut kepada Allah, hidup bahagia dalam hidayah Syariat dan Sunnah NabiNya yg ayah dan nanda cintai bersama. "Seandainya penduduk suatu negeri beriman dan bertaqwa kepada Allah, niscaya Allah turunkan keberkahan dari langit dan bumi, tetapi kalau menggunakan ni'matNya untuk berbuat zholim, maka kami azab mereka karena kejahatan mereka" (QS Al 'raf 96). .Allahumma ya ALLAH kami rindu pemimpin yg berwibawa, yg sangat takut kepadaMU dan mengajak kami takut kepadaMU...pemimpin yg mengajak kami hidup dalam SyariatMU dan bahagia dalam Sunnah NabiMU. Allahumm ya ALLAH selamat kami, negeri kami dari murkaMU...aamiin. Dari rintihan hati seorang anak bangsa yg mencintai umat dan negeri ini.

Monday, January 19, 2015

beberapa hak yg patut kita renungkan bersama

Saya ingin berbagi tentang beberapa hal yg ada baiknya Kita renungkan bersama. Saya juga dapat ini dari teman saya di sosiak media, bagus untuk fishare.

DOA bukan ban serep yg kita keluarkan ketika dalam masalah, DOA adalah "KEMUDI” yang menunjukkan arah yang tepat.

Semua hal dalam hidup adalah sementara. Jika berlangsung baik, nikmatilah, krn tdk akan bertahan selamanya.

Jika berlangsung salah, jangan khawatir, karena hal itu juga tidak akan bertahan lama.

Sering kita hilang harapan dan berpikir ini adalah akhir dari segala nya, Allah tersenyum dari atas dan berkata, ”Tenang, itu hanyalah sebuah belokan, bukan lah akhir!"

Ketika Allah memecah kan masalahmu, kamu memiliki kepercayaan pada kemampuan-Nya. Ketika Allah tidak memecahkan masalah mu, sungguh Dia memiliki kepercayaan pada kemampuanmu.

Jawaban doa dari-Nya tidak selalu “yes”, tetapi terkadang “no” dengan lanjutan “Bukan itu yang terbaik untukmu, Aku punya rencana lebih baik untukmu.”

Ketika kamu berdoa untuk orang lain, Allah mendengarkanmu. Terkadang ketika kamu aman dan gembira, ingatlah bhw seseorang juga telah mendoakan kebaikan padamu.

Khawatir tidak akan menghilangkan masalah besok, dia hanya akan menghilangkan kedamai an hari ini. Jadi, pandang lah ke depan dan maju lah.

Semoga bermanfaat.

Saturday, January 10, 2015

Jagalah Dirimu dari 5 Sifat Yang dapat Mencelakakan mu

السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُاللهِ وَبَرَكَاتُهُ

::5 Sifat Tercela::

Kita sebagai manusia, tentulah penuh dengan kekurangan, kekhilafan, kecerobohan namun diantara rentetan ketidak sempurnaan kita sebagai manusia, tetaplah kita adalah makhluk yang diberkahi olaeh Allah sang Kholiq otak yang membedakan kita dan juga meninggikan derajat kita dibanding mahluq Allah yg lain. Namun entah kenapa akal kita yang sebenarnya amat 'digdaya' ini sering terkalahkan oleh nafsu , keserakahan, kedengkian, dan.lain sebagainya...dimana sutradara dari semua keburukan itu adalah syaitan.... kitalah juga yang dari nenek moyang awal kita, manusia pertama yaitu Nabi Adam, telah turun derajatnya karena rayuan dan godaan syaitan. Syaitan sudah berikrar...akan terus berada di sekitar kita untuk menghasut dan menyesatkan kita. Tapi marilah kita sebelum terlambat kembali mengaktivkan akal kita, marilah kita sebelum terlambat menahan dan mengendalikan bujukan nista hawa nafsu kita... ingatlah...kita manusia bisa dan sangat mungkin menjadi tuan bagi diri dan jiwa kita, apabila akal dan iman kita kita kedepankan dan hawa nafsu kita kuburkan atau setidaknya kita kendalikan.
Penulis berupaya mengingatkan diri sendiri....yang masih belum berhasil menjadi tuan bagi jiwa dan raganya sendiri. Namun belum bukan berarti tidak bisa.
Penulis ingin menyadur isi dari Petuah Fudhail bin Iyadh.
من واقى خمسا فقد وقى شر الدنيا والآخرة العجب والرياء والكبر والإزراء والشهوة

Barngsiapa MENJAGA dirinya dr 5 hal m(Tidak Melakukan ke Lima Hal dibawah), sungguh ia tlah terlindung dr keburukan dunia&akhirat;

1.Ujub(Merasa dirinya paling hebat)
2.Riya(Beramal untuk dipuji)
3.Kibr(Sombong)
4.Izra(Memandang rendah org lain)
5.Syahwah(Menuruti hawa nafsu)
{Hilyatul Auliya.Abu Nu’aim}
Smoga kaum muslimin m'dptkan manisnya iman&kebahagiaan hidup yg hakiki.                                      
#Motivasi Indah#
Jangan kau biarkan dunia untuk m'ambil 5 hal ini drmu:
1.Waktu yg suci utk ibadah bersama Rabbmu
2.Birrrul walidain(berbakti kpd ortu)
3.Mencintai keluargamu
4.Berbuat baik kpd org disekitarmu
5.Ikhlas dlm semua amalan

Smoga kita tdk dilalaikan kesibukan dunia: يَاأَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُو لاَ تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ,..وَمَنْ يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُولَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُون
"Hai orang2 yg beriman,jgnlah harta2&anak2mu melalaikan kamu dr m'ingat Allah.Brngsiapa yg m'buat demikian mk mereka itulah org2 yg rugi(Al Munafiqun:9)

Allah berfirman:
الْمَالُ وَالْبَنُونَ زِينَةُ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا...عِنْدَ رَبِّكَ ثَوَابًا وَخَيْرٌ أَمَلًا
"Harta&anak2 adlh perhiasan kehidupan dunia tapi amalan2 yg kekal lagi shalih adlh lebih baik pahalanya di sisi Rabbmu serta lebih baik utk mjd harapan(Al Kahfi:46)

Mari kita perbanyak doa:
ولا تَجْعَلْ مُصيبَتَنَا في دِيْنِنا ، ولا تَجْعَلِ الدُّنْيا أَكْبَرَ همِّنا. Ya Allah,jgnlah Engkau jadikan malapetaka yg menimpa kami dlm agama kami&jgnlah Engkau jadikan dunia(harta&kedudukan)sbg target utama kami.Smoga Allah m'jadikan hari2mu penuh kebahagiaan
امين يارب العالمين


Indahnya Ukhuwah di Zaman Khalifah Umar

Inilah True Story yang terjadi pada zaman kekhalifahan    Umar bin Khattab.
Suatu hari Umar sedang duduk di bawah pohon kurma dekat Masjid Nabawi. Di sekelilingnya para sahabat sedang asyik berdiskusi sesuatu. Di kejauhan datanglah 3 orang pemuda. Dua pemuda memegangi seorang pemuda lusuh yang diapit oleh mereka
Ketika sudah berhadapan dengan Umar, kedua pemuda yang ternyata kakak beradik itu berkata,

"Tegakkanlah keadilan untuk kami, wahai Amirul Mukminin!" "Qishashlah pembunuh ayah kami sebagai had atas kejahatan pemuda ini!".
Umar segera bangkit dan berkata,

 "Bertakwalah kepada Allah, benarkah engkau membunuh ayah mereka wahai anak muda?"
Pemuda lusuh itu menunduk sesal dan berkata, "Benar, wahai Amirul Mukminin."

"Ceritakanlah kepada kami kejadiannya.", tukas Umar.

Pemuda lusuh itu memulai ceritanya,
"Aku datang dari pedalaman yang jauh, kaumku memercayakan aku untuk suatu urusan muammalah untuk kuselesaikan di kota ini. Sesampainya aku, kuikat untaku pada sebuah pohon kurma lalu kutinggalkan dia. Begitu kembali, aku sangat terkejut melihat seorang laki-laki tua sedang menyembelih untaku, rupanya untaku terlepas dan merusak kebun yang menjadi milik laki-laki tua itu. Sungguh, aku sangat marah, segera kucabut pedangku dan kubunuh ia. Ternyata ia adalah ayah dari kedua pemuda ini."

"Wahai, Amirul Mukminin, kau telah mendengar ceritanya, kami bisa mendatangkan saksi untuk itu.", sambung pemuda yang ayahnya terbunuh.
"Tegakkanlah had Allah atasnya!" timpal yang lain.

Umar tertegun dan bimbang mendengar cerita si pemuda lusuh.
"Sesungguhnya yang kalian tuntut ini pemuda shalih lagi baik budinya. Dia membunuh ayah kalian karena khilaf kemarahan sesaat', ujarnya.
"Izinkan aku, meminta kalian berdua memaafkannya dan akulah yang akan membayarkan diyat atas kematian ayahmu", lanjut Umar.

"Maaf Amirul Mukminin," sergah kedua pemuda masih dengan mata marah menyala, "kami sangat menyayangi ayah kami, dan kami tidak akan ridha jika jiwa belum dibalas dengan jiwa".
Umar semakin bimbang, di hatinya telah tumbuh simpati kepada si pemuda lusuh yang dinilainya amanah, jujur dan bertanggung jawab.

Tiba-tiba si pemuda lusuh berkata,"Wahai Amirul Mukminin, tegakkanlah hukum Allah, laksanakanlah qishash atasku. Aku ridha dengan ketentuan Allah" ujarnya dengan tegas,
"Namun, izinkan aku menyelesaikan dulu urusan kaumku. Berilah aku tangguh 3 hari. Aku akan kembali untuk diqishash".
"Mana bisa begitu?", ujar kedua pemuda.

"Nak, tak punyakah kau kerabat atau kenalan untuk mengurus urusanmu?" tanya Umar.
"Sayangnya tidak ada Amirul Mukminin, bagaimana  pendapatmu jika aku mati membawa hutang pertanggungjawaban kaumku bersamaku?" pemuda lusuh balik bertanya.
"Baik, aku akan meberimu waktu tiga hari. Tapi harus ada yang mau menjaminmu, agar kamu kembali untuk menepati janji." kata Umar.
"Aku tidak memiliki seorang kerabatpun di sini. Hanya Allah, hanya  Allah lah penjaminku wahai orang-orang beriman", rajuknya.

Tiba-tiba dari belakang hadirin terdengar suara lantang, "Jadikan aku penjaminnya wahai Amirul Mukminin".
Ternyata Salman al Farisi yang berkata..
"Salman?" hardik Umar marah, "Kau belum mengenal pemuda ini,

Demi Allah, jangan main-main dengan urusan ini".
"Perkenalanku dengannya sama dengan perkenalanmu dengannya, ya Umar. Dan aku mempercayainya sebagaimana engkau percaya padanya", jawab Salman tenang.
Akhirnya dengan berat hati Umar mengizinkan Salman menjadi penjamin si pemuda lusuh.

Pemuda itu pun pergi mengurus urusannya.
Hari pertama berakhir tanpa ada tanda-tanda kedatangan si pemuda lusuh. Begitupun hari kedua.
Orang-orang mulai bertanya-tanya apakah si pemuda akan kembali. Karena mudah saja jika si pemuda itu menghilang ke negeri yang jauh.

Hari ketiga pun tiba. Orang-orang mulai meragukan kedatangan si pemuda, dan mereka mulai mengkhawatirkan nasib Salman. Salah satu sahabat Rasulullah saw yang paling utama.
Matahari hampir tenggelam, hari mulai berakhir, orang-orang berkumpul untuk menunggu kedatangan si pemuda lusuh. Umar berjalan mondar-mandir menunjukkan kegelisahannya. Kedua pemuda yang menjadi penggugat kecewa karena keingkaran janji si pemuda lusuh.
Akhirnya tiba waktunya penqishashan, Salman dengan tenang dan penuh ketawakkalan berjalan menuju tempat eksekusi. Hadirin mulai terisak, orang hebat seperti Salman akan dikorbankan.

Tiba-tiba di kejauhan ada sesosok bayangan berlari terseok-seok, jatuh, bangkit, kembali jatuh, lalu bangkit kembali.
"Itu dia!" teriak Umar, "Dia datang menepati janjinya!".
Dengan tubuh bersimbah peluh dan nafas tersengal-sengal, si pemuda itu ambruk di pangkuan Umar.
"Hh..hh.. maafkan.. maafkan.. aku.." ujarnya dengan susah payah, "Tak kukira.. urusan kaumku.. menyita..banyak.. waktu..".
"Kupacu.. tungganganku.. tanpa henti, hingga.. ia sekarat di gurun.. terpaksa.. kutinggalkan.. lalu aku berlari dari sana.."
"Demi Allah", ujar Umar menenanginya dan memberinya minum, "Mengapa kau susah payah kembali? Padahal kau bisa saja kabur dan menghilang?"

"Agar.. jangan sampai ada yang mengatakan.. di kalangan Muslimin.. tak ada lagi ksatria.. tepat janji.." jawab si pemuda lusuh sambil tersenyum.
Mata Umar berkaca-kaca, sambil menahan haru,
lalu ia bertanya, "Lalu kau Salman, mengapa mau-maunya kau menjamin orang yang baru saja kau kenal?"

"Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin, tidak ada lagi rasa saling percaya dan mau menanggung beban saudaranya", Salman menjawab dengan mantap.
Hadirin mulai banyak yang menahan tangis haru dengan kejadian itu.
"Allahu Akbar!" tiba-tiba kedua pemuda penggugat berteriak,
"Saksikanlah wahai kaum Muslimin, bahwa kami telah memaafkan saudara kami itu".
Semua orang tersentak kaget.
"Kalian.." ujar Umar, "Apa maksudnya ini? Mengapa kalian..?" Umar semakin haru.

"Agar jangan sampai dikatakan, di kalangan Muslimin tidak ada lagi orang yang mau memberi maaf dan sayang kepada saudaranya" ujar kedua pemuda membahana.
"Allahu Akbar!" teriak hadirin.
Pecahlah tangis bahagia, haru dan bangga oleh semua orang.