Tuesday, January 1, 2013

It's 2013...Yuk Bermuhasabah !!!

Sebagai seorang Muslim tentunya tujuan hidup kita adalah Mendapat ni'mat dunia dan keselamatan akhirat (kehidupan yang kekal), keduanya kita sadari bersama hanya dapat dicapai apabila kita memperoleh cinta dan rahmat Allah, terutama keselamatan akhirat. Untuk memperoleh cinta dan rahmat Allah, tentulah kita juga harus mencintai Allah. Pertanyaannya adalah "Sudah kah kita mencintai Allah dan menunjukkan rasa cinta kita dalam keseharian hidup kita?"
Menurut tafsir Syekh Syihabuddin Mahmud bin Abdullah al-Husaini al-Alusi dalam kitabnya Ruhul Ma’ani : ” setiap perbuatan manusia yang telah dilakukan pada masa lalu, mencerminkan perbuatan dia untuk persiapan diakhirat kelak. Karena hidup didunia bagaikan satu hari dan keesokan harinya merupakan hari akherat, merugilah manusia yang tidak mengetahui tujuan utamanya”.

Makna Muhasabah
"Muhasabah" berasal dari kata "Hisab" yang berarti "Menghitung", sedang maknanya dapat dijabarkan sebagai: Menghitung kembali (mengevaluasi) setiap perbuatan kita di masa lampau apa-apa saja perintah Allah yang sudah kita lakukan, apa yang belum kita lakukan, ataukah mungkin saja ada larangan Allah yang kta langgar , selanjutnya setelah menghitung hal-hal diatas, kita juga beristighfar, bertaubat dan melakukan persiapan untuk menggapai masa depan yang lebih baik, atau apabila disederhanakan sebagai "Intropeksi Diri".
Dalam firmannya surat al-Hasyr [59] : 18, Allah berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنْظُرْ نَفْسٌ مَا قَدَّمَتْ لِغَدٍ وَاتَّقُوا اللَّهَ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ
“Hai orang-orang yang beriman bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, dan hendaklah setiap diri, mengevaluasi kembali apa yang telah dilakukan untuk menata hari esok. Dan bertakwalah kamu sekalian kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha mengetahui apa yang kalian kerjakan”.

Sahabat Nabi Amirul Mukminin Umar bin Khottob juga berpesan : ” حاسبوا أنفسكم قبل أن تحاسبوا “
” Evaluasilah (Hisablah) dirimu sebelum kalian dihisab dihadapan Allah kelak”
Pentingnya setiap individu menghisab dirinya sendiri untuk selalu mengintrospeksi dirinya sendiri sebagai seorang hamba Allah Swt, karena kelak di Akhirat, segala sesuatu akan dimintai pertanggung jawabannya.

Yuk! Mulai Bermuhasabah
Pertama-tama kita hitung umur kita, sudah berapa lama kita hidup di bumi Allah? apa yang sudah kita lakukan dengan diri kita selama ini? lebih banyak kebaikan (manfaat) atau keburukan (mudharat) ? kemudian tanyalah kepada diri sendiri kira-kira berapa lama lagikah umur kita di dunia ini? apabila umur rata-rata orang Indonesia adalah 65th, maka andaikanlah saja kita hidup sampai umur 65th, maka berapa lama lagi kita hidup? Mau kita apakan sisa hidup kita?
Kalau tujuan hidup kita seperti yang diutarakan diatas mendapat ni'mat dunia dan keselamatan akhirat, maka untuk mencapai tujuan tersebut "timbangan" kita harus lebih berat ke-kanan, yaitu lebih banyak amal baik dan manfaat. Kalau dari muhasabah sekiranya kita masih beda tipis antara timbangan kanan dan kiri, kita harus mulai bekerja lebih keras mengisi timbangan kanan (kebaikan)kita,

A. Muhasabah Terhadap Perintah-Perintah Allah yang Wajib dahulu kemudian yang Sunah
1. Sholat :  - Sholatkah kita ? atau tidak?
                 - Berapa kali sholat? Berapa kali tidak (meninggalkan) sholat karena lalai dsb?
                 - Tepat waktu tidak? ataukah suka terlambat, diakhir waktu?
                 - Khusyu' atau tidak?
                 - Ikhlas (Lillahi Ta'Ala) tidak sholat nya?
2. Puasa :   - Puasa atau tidak?
                 - Bolong-bolong tidak puasanya?
                 - Kalau ada yg bolong, sudah kita qadha belum  puasa kita?
                 - Puasa saya ada implikasi positiv nya tidakbagi diri kita?
3. Zakat kita, Haji kita, semua perintah Wajib dari Allah kita muhasabah satu persatu.
4. Kemudian Muhasabah dari sudah atau belum nya kita melaksanakan Sunah-Nya?

B. Muhasabah Terhadap Larangan-larangan Allah
Renungkan....berapa banyak dan apa saja larangan-larangan Allah yang tetap kita lakukan karena syahwat/nafsu dunia? Banyak kah? Apakah kita sudah men-Esa kan Allah ataukah kita masih suka percaya bahwa ada selain Allah yang dapat menolong kita alias syirik, seperti dukun atau paranormal dan peramal? Apa kita sudah jujur atau masih suka berbohong? Apa kita makan harta halal atau kita makan hasil korupsi? Apa kita sudah menjaga kesucian diri sebelum menikah ataukah kita dengan santai berpacaran dan menyerempet zina? dan lain sebagainya.

C. Muhasabah Terhadap Perilaku-Prilaku Kita
Hitung lah, lebih berat (banyak) prilaku kita selama ini yang manfaat atau yang mudharat? Apakah kita sudah menghayati Asmaul Husna dan meneladani nya? Apakah kita bermanfaat bagi selain kita atau belum bermanfaat atau audzubillah malah mencelakakan selain kita? Apakah kita dapat memberikan ketenangan dan rasa senang dihati sesama atau malah meresahkan? Apakah kita senang memuji atau malah menghardik dan bergosip? dan lain sebagainya

D. Muhasabah Terhadap Anggota Tubuh Kita
Hisablah anggota tubuh kita sekarang, karena ketika kita di hisab oleh Allah, anggota-anggota tubuh kita tersebutlah yang akan menjadi saksi di hadapan Allah, atas semua perbuatan yang pernah kita lakukan, walaupun hanya sebesar biji zarah.
1. Mata Kita  : - Dipakai apa saja selama ini?
                      - Lebih banyak Baca Al Qur'an dan belajar atau nonton tv, serial korea misalnya?
                      - Memandang yang halal berapa lama? (suami /istri) atau lebih sering memandang yang                           tidak halal (subhat)?
2. Kaki Kita  : - Berapa kali ke masjid untuk sholat berjamaah? berapa kali ke mall?
                      - Berapa kali ke pengajian atau menuntut ilmu? berapa sering dipakai shopping?
3. Lisan Kita : - Berapa sering di gunakan untuk melafalkan ayat-ayat Al-Qur'an? atau lebih suka                            karaoke atau malah gibah?
                      - Berapa sering untuk memuji atau malah justru memaki dan marah-marah?
4. Tangan Kita: - Kita gunakan untuk menulis yang berguna atau menolong sesama  atau mencuri?
5. Otak Kita :  - Kita buat mencari ilmu yang bermanfaat atau malah di gunakan untuk bertipu muslihat?
dan lain sebagainya.

E. Muhasabah Terhadap Semua (Harta Benda) Yang Kita Miliki
Kita sebagai muslim haruslah tau dan senaniasa menyadari bahwasannya "Pada Hakikatnya Semua Seisi Dunia Ini MILIK ALLAH", semua yang kita miliki, seperti keluarga, anak, harta, dan sebagainya semuanya milik Allah, kita hanya di titipi-Nya. Maka nantinya ketika di nisab oleh Allah SWT, pastilah Allah juga akan meminta pertanggung jawaban kita atas apa-apa yang di titipkan-Nya kepada kita tersebut. oleh karenanya, sebelum kita di nisab di hari akhir, ada baiknya kita menisab diri kita sendiri agar kita bisa memperbaiki diri.
1. Anak Kita  : - Sudah kita didik apa anak kita? Aqidah Islam? ataukah cuma ilmu pasti?
                      - Bisakah anak kita membaca Al-Qur'an ataukah kita justru bangga dengan anak kita                                   yang fasih berbahasa inggris?
                      - Sudahkah anak kita kenalkan kepada Allah dengan sifat-sifat-Nya yang indah? atau                                  malah justru mereka lebih kenal dengan karakter kartun Disney ?
                      - Sudahkah anak kita ajarkan cerita-cerita tauladan Rasulullah dan para sahabatnya,                                     ataukah tokoh Avangers dan kawan-kawannya yang jadi idolanya?
2. Harta Kita : - Sudah kita gunakan untuk apa saja harta kita? Apakah kita hambur-hamburkan, ataukah                             berguna untuk menolong sesama?
                      - Sudahkah kita 'amal kan? Zakat kan? Infaq kan? Shodaqah kan?
                      - Rumah kita buat apa saja? Sholat berjamaah atau hanya kegiatan tak manfaat?
3. Ilmu Kita  : - Sudahkah kita menuntut ilmu?
                     - Apa ilmu kita bermanfaat untuk sesama atau tidak?
4. PekerjaanKita : Apa kita sudah bekerja dengan sepenuh hati? Korupsi waktu atau tidak? Bermanfaat                              tidak kerja kita bagi selain kita?
Dan lain sebagainya...

Kelima Muhasabah diatas tersebut sangatlah penting dan juga bermanfaat dilakukan oleh setiap orang. Tentunya hanya orang yang benar-benar percaya akan Hari Kemudian (Hari Akhir, Hari Kebangkitan dan juga Hari dimana kita di Nisab) yang akan merasakan urgensi (pentingnya) ber-muhasabah.
Dinyatakan dalam Al-Qur'an QS. An-Naba [78]: 17 s/d 40 tentang adanya ketetapan Allah yang pasti yaitu Hari Keputusan, itulah hari ketika sangsakala ditiup, lalu kita datang berkelompok-kelompok, dimana ada kelompok yang pada hidupnya melampaui batas, orang kafir, mereka itulah calon penghuni neraka, mereka ketika hidup di dunia, tidak percaya (tidak takut) kepada Hisab. Ketika hari Hisab nanti dimana manusia melihat apa yang telah diperbuat oleh kedua tangannya, maka orang kafir akan menyesal dan berkata:"Alangkah baiknya sekiranya dahulu aku adalah tanah" tapi penyesalan kemudian adalah percuma, di Yaumul Nisab, nasib kita ditentukan oleh amal perbuatan kita sendiri, tidak ada seorangpun yang dapat mencampuri hasilnya dan hanya Syafaat dan cinta Allah lah yang dapat menyelamatkan kita dari siksa neraka. Maka sebelum kita di Nisab oleh Allah, Nisablah diri sendiri, dan segeralah ber-taubat serta memperbaiki diri.

TAUBAT, ISTIGHFAR dan MEMPERBAIKI DIRI
Muhasabah tidak akan berhasil (tidak membawa implikasi positif dalam diri kita) apabila tidak disertai usaha untuk Membersihkan diri dari lembaran hidup lama yang kotor dan membuka lembaran baru yang putih bersih dengan semangat untuk mengisi lembaran baru tersebut dengan Amalan Sholihan. Bagaimana kita dapat membersihkan diri dari kotornya hidup kita selama ini? Taubat lah jawabannya, ingatlah selalu bahwa Allah al-Ghofur ar-Rahim, mintalah ampun kepadanya, bukankah Allah bersabda dalam QS. At-Tahriim [66]: 8 " Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya). Mudah-mudahan Rabbmu akan menutupi kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam jannah yang mengalir di bawahnya sungai-sungai...." , Tentu saja taubat juga harus dijaga, bagaimana menjaga nya (taubat)? Allah juga sudah mengajarkan cara menjaga taubat kita dalam QS. Al-Furqaan [25]: 71 "Dan orang-orang yang bertaubat dan mengerjakan amal saleh, maka sesungguhnya dia bertaubat kepada Allah dengan taubat yang sebenar-benarnya".

Kesimpulan dari tulisan saya diatas adalah: Untuk mempersiapkan diri kita agar pada yaumul nisab kita dikumpulkan bersama orang-orang yang beruntung, para ahli surga adalah dengan memastikan dan berusaha terus agar kita termasuk orang yang bertaqwa, terus berusaha untuk menambah saldo amalan sholihan kita, berlomba-lomba dalam berbuat kebaikan, karena "sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertaqwa dan orang orang yang berbuat kebaikan" (QS. An-Nahl [16]: 128). Selain itu ber-Taubatlah kepada Allah dengan sebenar-benar nya Taubat, berjanjilah bahwa kita tidak akan mengulangi dosa-dosa yang dulu kita lakukan dan Kerjakanlah Amal Saleh, perbanyaklah sodaqoh dan silaturahim. Demikian.

Wa Allah A'lam

No comments:

Post a Comment