Kita manusia, adalah mahluk yang lemah,
sangat gampang tergoda oleh nafsu kita sendiri, mulai dari manusia pertama, Nabi
Adam as, bahkan ketika Ia masih tinggal di Surga, Ia sudah tergoda oleh nafsu yang
tentunya dibisikkan oleh syeitan, sehingga Nabi Adam berbuat dosa dan
diturunkan ke Bumi. Dan hal ini pasti akan terus terjadi sepanjang umur dunia
ini, apalagi syeitan sudah berjanji akan terus menghasut mausia sampai akhir
zaman, agar kelak manusia ‘menemani’ mereka di neraka jahanam, seperti yang
difirmankan Allah dalam QS. Al-Israa
[17]: 62-64 : Dia
(iblis) berkata "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya (Adam) yang Engkau muliakan
atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari
kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian
kecil". Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara
mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu
semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasuntlah siapa yang
kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka
pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan
mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang
dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka”. Auzubillah.
Kita manusia sering lupa, bahwa karunia
yang Allah berika kepada kita berupa keluarga, anak dan harta benda itu sebenarnya
adalah ujian bagi kita, dan seperti dinyatakan dalam surah Al-Isra ayat 64,
bahwa harta dan anak-anak kita adalah salah satu senjata utama bagi syeitan untuk
menyusup dan menyesatkan kita. Allah berfirman engan sangat jelas dalam QS At-Taubah [9]: 24
Katakanlah: " Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebh kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik.
Jadi
ada 1 cara agar kita mengetahui apakah selama ini kita sudah diperdaya oleh
syeitan melalui karunia yang kita miliki (harta, anak, keluarga dsb) adalah dengan
mengurutkan prioritas cinta kita, apakah kita sangat mencintai karunia tesebut
sehingga kita lupa atau lalai mencintai Sang Pemberi Karunia Allah swt seperti
yang di nyatakan dalam ayat diatas? Kalau benar seperti itu, berarti selama
ini kita termasuk orang-orang yang fasik, Auzubillah
Sayapun sekarang ini benar-benar merinding
karena ketakutan, membayangkan bahwa selama ini urutan cinta saya seperti
si-fasik, Kalau lagi bekerja, suka menunda sholat, kalau lagi mengurus anak,
juga menunda sholat, lagi liat acara tv juga menunda sholat, parahnya lagi
apabila sedang jalan-jalan kita suka meng-qadha sholat, apalagi kalau lagi
menghitung harta, lupalah kita akan waktu sholat seakan-akan harta itulah
sendiri tuhan kita, innalilahi wa inna ilaihi rajiun. Tapi saya tidak mau
berdiam diri, saya tidak mau dicap Fasik oleh Allah, sangat tidak mau! Yang
saya mau adalah Mendapat Cinta dan Ridha Allah sehingga dengan Cinta-Nya saya
akan dapat menikmati indahnya Surga-Nya kelak. Tentunya anda pun pasti
sependapat dengan saya…, pertanyaannya “HOW?” Bagaimana caranya? Jawabanya adalah
dengan membalik urutan mencintai yang selama ini kita lakukan dengan URUTAN
MENCINTAI yang DICINTAI ALLAH yaitu sbb:
Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Mencintai Berjihad di jalan-Nya
Mencintai sisanya dari ayat diatas yaitu :
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara,
isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan
yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai.
Dengan urutan mencintai yang benar ini, seharusnya
kita tidak lagi bisa diperbudak oleh kehidupan dunia dan tidak gampang dihasut
oleh syeitan. Dengan urutan mencintai yang benar ini, seharusnya kita akan
dapat menjadikan Allah sebagai kekasih kita, yang paling kita cintai, lalu juga
mencintai Rasul-Nya, dan niscaya kita akan dapat menjadi ummat yang dicintai
Allah.
No comments:
Post a Comment