Wednesday, January 23, 2013

URUTAN MENCINTAI yang DICINTAI ALLAH


Kita manusia, adalah mahluk yang lemah, sangat gampang tergoda oleh nafsu kita sendiri, mulai dari manusia pertama, Nabi Adam as, bahkan ketika Ia masih tinggal di Surga, Ia sudah tergoda oleh nafsu yang tentunya dibisikkan oleh syeitan, sehingga Nabi Adam berbuat dosa dan diturunkan ke Bumi. Dan hal ini pasti akan terus terjadi sepanjang umur dunia ini, apalagi syeitan sudah berjanji akan terus menghasut mausia sampai akhir zaman, agar kelak manusia ‘menemani’ mereka di neraka jahanam, seperti yang difirmankan Allah dalam                        QS. Al-Israa [17]: 62-64 : Dia (iblis) berkata "Terangkanlah kepadaku inikah orangnya (Adam) yang Engkau muliakan atas diriku? Sesungguhnya jika Engkau memberi tangguh kepadaku sampai hari kiamat, niscaya benar-benar akan aku sesatkan keturunannya, kecuali sebahagian kecil". Tuhan berfirman: "Pergilah, barangsiapa di antara mereka yang mengikuti kamu, maka sesungguhnya neraka Jahannam adalah balasanmu semua, sebagai suatu pembalasan yang cukup. Dan hasuntlah siapa yang kamu sanggupi di antara mereka dengan ajakanmu, dan kerahkanlah terhadap mereka pasukan berkuda dan pasukanmu yang berjalan kaki dan berserikatlah dengan mereka pada harta dan anak-anak dan beri janjilah mereka. Dan tidak ada yang dijanjikan oleh syaitan kepada mereka melainkan tipuan belaka”. Auzubillah.
Kita manusia sering lupa, bahwa karunia yang Allah berika kepada kita berupa keluarga, anak dan harta benda itu sebenarnya adalah ujian bagi kita, dan seperti dinyatakan dalam surah Al-Isra ayat 64, bahwa harta dan anak-anak kita adalah salah satu senjata utama bagi syeitan untuk menyusup dan menyesatkan kita. Allah berfirman engan sangat jelas dalam                QS At-Taubah [9]: 24 
Katakanlah: " Jika bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebh kamu cintai dari Allah dan Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan-Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan keputusan-Nya". Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang fasik. 
                               
Jadi ada 1 cara agar kita mengetahui apakah selama ini kita sudah diperdaya oleh syeitan melalui karunia yang kita miliki (harta, anak, keluarga dsb) adalah dengan mengurutkan prioritas cinta kita, apakah kita sangat mencintai karunia tesebut sehingga kita lupa atau lalai mencintai Sang Pemberi Karunia Allah swt seperti yang di nyatakan dalam ayat diatas? Kalau benar seperti itu, berarti selama ini kita termasuk orang-orang yang fasik, Auzubillah
Sayapun sekarang ini benar-benar merinding karena ketakutan, membayangkan bahwa selama ini urutan cinta saya seperti si-fasik, Kalau lagi bekerja, suka menunda sholat, kalau lagi mengurus anak, juga menunda sholat, lagi liat acara tv juga menunda sholat, parahnya lagi apabila sedang jalan-jalan kita suka meng-qadha sholat, apalagi kalau lagi menghitung harta, lupalah kita akan waktu sholat seakan-akan harta itulah sendiri tuhan kita, innalilahi wa inna ilaihi rajiun. Tapi saya tidak mau berdiam diri, saya tidak mau dicap Fasik oleh Allah, sangat tidak mau! Yang saya mau adalah Mendapat Cinta dan Ridha Allah sehingga dengan Cinta-Nya saya akan dapat menikmati indahnya Surga-Nya kelak. Tentunya anda pun pasti sependapat dengan saya…, pertanyaannya “HOW?” Bagaimana caranya? Jawabanya adalah dengan membalik urutan mencintai yang selama ini kita lakukan dengan URUTAN MENCINTAI yang DICINTAI ALLAH yaitu sbb:
Mencintai Allah dan Rasul-Nya
Mencintai Berjihad di jalan-Nya
Mencintai sisanya dari ayat diatas yaitu :
bapa-bapa, anak-anak, saudara-saudara, isteri-isteri, kaum keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai.

Dengan urutan mencintai yang benar ini, seharusnya kita tidak lagi bisa diperbudak oleh kehidupan dunia dan tidak gampang dihasut oleh syeitan. Dengan urutan mencintai yang benar ini, seharusnya kita akan dapat menjadikan Allah sebagai kekasih kita, yang paling kita cintai, lalu juga mencintai Rasul-Nya, dan niscaya kita akan dapat menjadi ummat yang dicintai Allah.

No comments:

Post a Comment